Jumat, 21 September 2012

TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI MURID

TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI MURID

A. Pendahuluan
   Dalam bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan suatu usaha bantuan yang diberikan kepada murid dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam memberikan bimbingan ialah memahami murid secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya, maupun latar belakangnya. Dengan demikian murid akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Pemahaman murid ini merupakan salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh pembimbing. Untuk dapat memahami murid dengan sebaik-baiknya, maka pembimbing perlu sekali mengumpulkan berbagai keterangan atau data tentang masing-masing murid. Data yang terkumpul akan menentukan tingkat pemahaman dan jenis bantuan yang akan diberikan.
 
B. Permasalahan 
  1. Menjelaskan bagaimana teknik mengumpulkan data mengenai murid itu? 
  2. Menjelaskan beberapa teknik pengumpulan data untuk memahami murid?
C. Pembahasan
     Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik tersebut satu persatu dan pada akhir uraian akan diberikan lampiran beberapa contoh alat yang dipergunakan untuk masing-masing teknik.

1. Wawancara atau Interviu 
    Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya-jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung dan juga wawancara dapat bersifat isidentil dan bersifat berencana.
Teknik dengan cara pengumpulan data, wawancara memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut:

Keuntungannya:
  • Wawancara merupakan teknik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi.
  • Dapat dilaksanakan kepada setiap individu, setiap umur.
  • Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis individu.
  • Dapat diadakan serempak, sambil observasi dan memberikan penyuluhan.
  • Mempunyai kemungkinan masuknya data yang lebih banyak dan lebih tepat.
  • Dapat menimbulkan hubungan pribadi yang lebih baik.
  • Pembimbing dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas.
  • Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
Kelemahannya:
  • Wawancara terlalu banyak memakan waktu dan mungkin pula tenaga dan biaya.
  • Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
  • Situasi wawancara mudah terpengaruh oleh situasi alam sekitar.
  • Menuntut keterampilan dan penguasaan bahasa yang baik dari pembimbing.
  • Adanya pengaruh-pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.
2. Observas
    Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Observasi merupakan salah satu teknik yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa. Observasi dapat dilakukan dengan berencana atau insidentil.Hubungan antara observer dengan observant (yang diobservasi), dapat dibedakan antara observasi partisipatif dan observasi non-partisipatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut:
Keuntungannya:
  • Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai aspek tingkah laku.
  • Bagi observant (yang diobservasi) hal ini lebih meringankan dibandingkan dengan apabila mereka disuruh mengisi angket atau menjawab pertanyaan.
  • Teknik observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan terjadinya gejala atau kejadian penting.
  • Observasi dapat merupakan teknik untuk mencek data yang diperoleh dengan teknik lain, seperti wawancara, angket, dan sebagainya.
  • Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk memperoleh data.
  • Dengan observasi dapat diperoleh data gejala atau kejadian yang sebenarnya dan langsung.
Kelemahannya:
  • Banyak hal yang tidak dapt diungkapkan dengan observasi, seperti misalnya kehidupan pribadi yang bersifat rahasia.
  • Apabila murid mengetahui bahwa ia sedang diobservasi, mungkin sekali ia melakukan kegiatan yang tidak wajar lagi.
  • Observasi banyak tergantung dari faktor-faktor yang tidak terkontrol.
  • Faktor subjektivitas observer sukar untuk dihindarkan.
Agar data yang dikumpulkan dengan observasi dapat dicatat dengan sebaik-baiknya, maka perlu dipersiapkan terlebih dahulu suatu alat pencatat observasi. Alat pencatat ini disebut pedoman observasi. Pedoman observasi ini akan banyak membantu observer dalam mencatat hal-hal yang diobservasi. Bentuk pedoman observasi antara lain:
  • Catatan anekdot (anecdotal record)
  • Daftar cek (check list)
  • Skala penilaian (rating scale)
  • Pencatatan dengan mempergunakan alat.
3. Angket atau daftar isian
    Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika wawancara dilakukan dengan komunikasi secara lisan, maka dalam angket komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis. Data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara tertulis, dan responden memberikan jawaban secara tertulis pula. Seperti halnya dalam wawancara, angket pun dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Teknik pengumpulan data melalui angket memiliki keuntungan dan kelemahan antara lain:

Keuntungannya:
  • Angket dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
  • Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama.
  • Dengan angket responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangannya.
  • Dalam angket pengaruh subjektif dapat dihindarkan.
Kelemahannya:
  • Angket belum merupakan jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat.
  • Angket hanya terbatas kepada responden yang dapat membaca dan menulis.
  • Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket.
  • Pertanyaan yang diajukan dalam angket lebih bersifat terbatas, sehingga ada hal-hal yang tidak dapat terungkap.
4. Sosiometri 
    Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid. Dengan teknik ini kita dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan individu, dan arah hubungan sosial. Gambaran suasana hubungan sosial yang diperoleh dengan sosiometri disebut sosiogram.
  • Dalam melaksanakan teknik sosiometri ini langkah-langkah yang ditempuh ialah:
  • Kepada murid-murid diminta untuk menetapkan satu atau dua atau lebih kawan yang paling disenangi dalam kerjasama untuk suatu kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu oleh guru.
  • Setelah murid menulis dalam lembaran isian, kemudian dikumpulkan untuk ditabulasi dalam matriks sosiometris.
  • Berdasarkan matriks sosiometris ini lalu kita dapat menganalisa data sosiometri seperti: (1) sosiogram, (2) analisa hubungan sosial secara keseluruhan, (3) indeks pemilihan, dan (4) mengisi kartu sosiometri individuil.
5. Pemeriksaan fisik dan kesehatan
    Teknik pengumpulan data mengenai keadan fisik dan kesehatan ialah dengan memeriksakan fisik dan kesehatannya. Pemeriksaan secara medis dilakukan oleh ahli kesehatan seperti dokter, perawat, dan sebagainya. Sedangkan untuk aspek-aspek tertentu yang tidak bersifat medis dapat dilakukan oleh guru, seperti menimbang badan, mengukur tinggi badan, mencatat ciri-ciri fisik. Sedangkan kegiatan pemeriksaan penglihatan, pendengaran, penyakit-penyakit tertentu, hendaknya dilakukan oleh petugas kesehatan.
Pemeriksaan fisik dan kesehatan ini dapat dilakukan secara periodik (berencana), misalnya pada awal tahun, tengah tahun, atau akhir tahun, atau mungkin pula dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu) sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi.

6. Test hasil belajar 
Test hasil belajar merupakan data yang amat penting dalam rangka memberikan bimbingan kepada murid. Dengan melihat hasil belajar yang dicapai kita dapat menetapkan jenis bimbingan yang diperlukan oleh murid. Angka hasil belajar yang dicapai murid menggambarkan masalah yang dihadapinya. Misalnya anak yang menunjukkan hasil belajar yang kurang, menggambarkan kemungkinan anak itu menghadapi suatu kesulitan dalam belajar.
Cara memperoleh data hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan test hasil belajar. Cara ini pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh para guru dalam bentuk ulangan, ujian, atau bentuk evaluasi lainnya. Penyelenggaraan test dapat dilakukan secara berencana atau sewaktu-waktu menurut kebutuhan.
Disamping penyelenggaraan test hasil belajar sebagai teknik pengumpulan data, yang penting ialah bagaimana menganalisa data yang diperoleh dari hasil belajar itu. Untuk itu ada beberapa teknik misalnya dengan menganalisa raport, dilihat nilai-nilai yang kurang. Makin banyak nilai yang kurang makin menunjukkan murid itu memerlukan bantuan. Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh ialah dengan mencari rata-rata seluruh nilai dalam raport untuk setiap murid. Hasil rata-rata tersebut kemudian digambarkan dalam sebuah grafik. Setelah itu dicari rata-rata untuk seluruh murid dalam satu kelas. Murid-murid yang memiliki rata-rata raport dibawah rata-rata keseluruhan, diperkirakan lebih banyak membutuhkan bantuan.

7. Test psikologis
Test psikologi dipergunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat potensiil seperti: inteligensi, bakat, minat, kepribadian, sikap, dan sebagainya. Untuk melaksanakannya dapat dipergunakan test psikologi yang sudah tersedia. Test psikologi tidak dapat diselenggarakan oleh sembarangan orang, tetapi harus oleh yang berwewenang untuk itu. Test-test psikologi merupakan test yang sudah distandarisasikan, artinya sudah ditetapkan tingkat kebaikannya.
     Sekolah dapat menyelenggarakan test psikologi ini dengan meminta bantuan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang telah memiliki test tersebut, seperti: IKIP, Fakultas Psikologi, dan sebagainya. Test dapat diselenggarakan secara berencana, misalnya awal tahun atau akhir tahun, atau dapat pula diselenggarakan sewaktu-waktu menurut kebutuhan.

8. Biografi
   Biografi atau riwayat hidup dan catatan harian dapat merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data tentang murid. Murid disuruh untuk mencatatkan berbagai kejadian tentang dirinya baik yang sudah teralami, sedang dialami, atau yang masih menjadi cita-cita. Bentuk yang paling sederhana dalam teknik ini ialah dengan meminta agar murid membuat karangan yang menyangkut tentang dirinya. Judul-judul karangan tersebut misalnya:
  • Keadaan keluargaku.
  • Cita-citaku di masa mendatang.
  • Pengalamanku ketika di taman kanak-kanak.
  • Orang-orang yang paling kusenangi
  • Pelajaran yang paling kusenangi.
  • Hobiku sekarang.
  • Kegiatan di luar sekolah.
9. Studi dokumenter
Banyak data tentang murid yang sudah dicatat dalam beberapa dokumen seperti dalam buku induk, raport, buku pribadi, surat-surat keterangan dan sebagainya. Data tersebut sangat berguna untuk dijadikan bahan pemahaman murid. Untuk itu data murid yang sudah didokumentasikan perlu sekali dianalisa dengan secermat-cermatnya. Teknik mempelajari data yang sudah didokumentasikan ini disebut teknik studi dokumenter. Untuk menjamin kebenaran data dokumenter itu perlu sekali dicek kembali dengan teknik-teknik lain seperti angket, wawancara, dan observasi. Dengan studi dokumenter kita dapat membandingkan data yang telah ada dengan data yang akan dikumpulkan. 

10. Studi kasus
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif. Data yang diperoleh dengan studi kasus bermanfaat dalam menetapkan jenis kesulitan atau masalah yang dialami individu, dan juga menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang dapat diberikan. Dalam studi kasus data seorang murid (kasus) diperoleh dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, dokter, psikolog, dan sebagainya.
Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik.
Studi kasus memiliki ciri-ciri antara lain: mengumpulkan data yang lengkap, bersifat rahasia, terus-menerus (kontinu) secara ilmiah, dan diperoleh dari berbagai pihak.
Teknik ini sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman diri murid yang dijadikan sebagai kasus. Murid yang memerlukan studi kasus ialah murid yang menunjukkan gejala mengalami kesulitan atau masalah yang serius, sehingga membutuhkan bantuan yang serius pula.
 Data yang dikumpulkan dalam studi kasus ini ialah antara lain:
  • Identifikasi diri,
  • Latar belakang,
  • Keadaan kesehatan dan perkembangan jasmani,
  • Latar belakang pendidikan,
  • Kemampuan dasar,
  • Tingkah laku sosial,

Minggu, 02 September 2012

Tugas Lembar Kerja Siswa (LKS)


A.  Bentuk Pangkat (Eksponen)

  1. Pengertian Bilangan Rasional Berpangkat bulat positif
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang kamu harus mengalikan bilangan-bilangan berikut:
4 x 4
5 x 5 x 5
(-2) x (-2) x (-2) x (-2)
(3.8) x (3.8) x (3.8) x (3.8) x (3.8)
Perkalian berulang tersebut akan lebih sederhana jika ditulis dalam bentuk bilangan berpangkat, seperti berikut.
3 × 3 ditulis 32 dan dibaca "tiga pangkat dua".
5 × 5 × 5 ditulis 53 dan dibaca "lima pangkat tiga".
(–2) × (–2) × (–2) × (–2) ditulis (–2)4 dan dibaca "negatif dua pangkat empat".
Coba kamu tentukan bentuk bilangan berpangkat dari perkalian berulang (1,5) × (1,5) × (1,5) × (1,5) × (1,5).
Untuk lebih jelasnya silakan download disini!