TEKNIK-TEKNIK
MEMAHAMI MURID
A. Pendahuluan
Dalam
bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan suatu
usaha bantuan yang diberikan kepada murid dalam rangka memecahkan
masalah yang dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam
memberikan bimbingan ialah memahami murid secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya, maupun latar belakangnya. Dengan demikian
murid akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Pemahaman murid
ini merupakan salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh
pembimbing. Untuk dapat memahami murid dengan sebaik-baiknya, maka
pembimbing perlu sekali mengumpulkan berbagai keterangan atau data
tentang masing-masing murid. Data yang terkumpul akan menentukan
tingkat pemahaman dan jenis bantuan yang akan diberikan.
B. Permasalahan
- Menjelaskan bagaimana teknik mengumpulkan data mengenai murid itu?
- Menjelaskan beberapa teknik pengumpulan data untuk memahami murid?
C. Pembahasan
Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik tersebut satu persatu dan
pada akhir uraian akan diberikan lampiran beberapa contoh alat yang
dipergunakan untuk masing-masing teknik.
1. Wawancara
atau Interviu
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya-jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung dan juga wawancara dapat bersifat isidentil dan bersifat berencana.
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya-jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung dan juga wawancara dapat bersifat isidentil dan bersifat berencana.
Teknik
dengan cara pengumpulan data, wawancara memiliki keuntungan dan
kelemahan sebagai berikut:
Keuntungannya:
- Wawancara merupakan teknik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi.
- Dapat dilaksanakan kepada setiap individu, setiap umur.
- Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis individu.
- Dapat diadakan serempak, sambil observasi dan memberikan penyuluhan.
- Mempunyai kemungkinan masuknya data yang lebih banyak dan lebih tepat.
- Dapat menimbulkan hubungan pribadi yang lebih baik.
- Pembimbing dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas.
- Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
Kelemahannya:
- Wawancara terlalu banyak memakan waktu dan mungkin pula tenaga dan biaya.
- Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
- Situasi wawancara mudah terpengaruh oleh situasi alam sekitar.
- Menuntut keterampilan dan penguasaan bahasa yang baik dari pembimbing.
- Adanya pengaruh-pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.
2. Observas
Observasi
merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Observasi merupakan salah satu teknik
yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa.
Observasi dapat dilakukan dengan berencana
atau insidentil.Hubungan
antara observer dengan observant (yang diobservasi), dapat dibedakan
antara observasi partisipatif
dan observasi non-partisipatif.
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi memiliki keuntungan dan
kelemahan sebagai berikut:
Keuntungannya:
- Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai aspek tingkah laku.
- Bagi observant (yang diobservasi) hal ini lebih meringankan dibandingkan dengan apabila mereka disuruh mengisi angket atau menjawab pertanyaan.
- Teknik observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan terjadinya gejala atau kejadian penting.
- Observasi dapat merupakan teknik untuk mencek data yang diperoleh dengan teknik lain, seperti wawancara, angket, dan sebagainya.
- Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk memperoleh data.
- Dengan observasi dapat diperoleh data gejala atau kejadian yang sebenarnya dan langsung.
Kelemahannya:
- Banyak hal yang tidak dapt diungkapkan dengan observasi, seperti misalnya kehidupan pribadi yang bersifat rahasia.
- Apabila murid mengetahui bahwa ia sedang diobservasi, mungkin sekali ia melakukan kegiatan yang tidak wajar lagi.
- Observasi banyak tergantung dari faktor-faktor yang tidak terkontrol.
- Faktor subjektivitas observer sukar untuk dihindarkan.
Agar
data yang dikumpulkan dengan observasi dapat dicatat dengan
sebaik-baiknya, maka perlu dipersiapkan terlebih dahulu suatu alat
pencatat observasi. Alat pencatat ini disebut pedoman
observasi. Pedoman observasi ini akan
banyak membantu observer dalam mencatat hal-hal yang diobservasi.
Bentuk pedoman observasi antara lain:
- Catatan anekdot (anecdotal record)
- Daftar cek (check list)
- Skala penilaian (rating scale)
- Pencatatan dengan mempergunakan alat.
3. Angket
atau daftar isian
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika
wawancara dilakukan dengan komunikasi secara lisan, maka dalam angket
komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis.
Data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara
tertulis, dan responden memberikan jawaban secara tertulis pula.
Seperti halnya dalam wawancara, angket pun dapat bersifat
langsung atau tidak
langsung. Teknik pengumpulan data
melalui angket memiliki keuntungan dan kelemahan antara lain:
Keuntungannya:
- Angket dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
- Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama.
- Dengan angket responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangannya.
- Dalam angket pengaruh subjektif dapat dihindarkan.
Kelemahannya:
- Angket belum merupakan jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat.
- Angket hanya terbatas kepada responden yang dapat membaca dan menulis.
- Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket.
- Pertanyaan yang diajukan dalam angket lebih bersifat terbatas, sehingga ada hal-hal yang tidak dapat terungkap.
4. Sosiometri
Sosiometri
merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai
hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid. Dengan teknik
ini kita dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar
individu, struktur hubungan individu, dan arah hubungan sosial.
Gambaran suasana hubungan sosial yang diperoleh dengan sosiometri
disebut sosiogram.
- Dalam melaksanakan teknik sosiometri ini langkah-langkah yang ditempuh ialah:
- Kepada murid-murid diminta untuk menetapkan satu atau dua atau lebih kawan yang paling disenangi dalam kerjasama untuk suatu kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu oleh guru.
- Setelah murid menulis dalam lembaran isian, kemudian dikumpulkan untuk ditabulasi dalam matriks sosiometris.
- Berdasarkan matriks sosiometris ini lalu kita dapat menganalisa data sosiometri seperti: (1) sosiogram, (2) analisa hubungan sosial secara keseluruhan, (3) indeks pemilihan, dan (4) mengisi kartu sosiometri individuil.
5. Pemeriksaan
fisik dan kesehatan
Teknik pengumpulan data mengenai keadan fisik dan kesehatan ialah
dengan memeriksakan fisik dan kesehatannya. Pemeriksaan secara medis
dilakukan oleh ahli kesehatan seperti dokter, perawat, dan
sebagainya. Sedangkan untuk aspek-aspek tertentu yang tidak bersifat
medis dapat dilakukan oleh guru, seperti menimbang badan, mengukur
tinggi badan, mencatat ciri-ciri fisik. Sedangkan kegiatan
pemeriksaan penglihatan, pendengaran, penyakit-penyakit tertentu,
hendaknya dilakukan oleh petugas kesehatan.
Pemeriksaan fisik dan kesehatan ini dapat dilakukan secara periodik
(berencana), misalnya pada awal tahun, tengah tahun, atau akhir
tahun, atau mungkin pula dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu)
sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi.
6. Test hasil belajar
Test
hasil belajar merupakan data yang amat penting dalam rangka
memberikan bimbingan kepada murid. Dengan melihat hasil belajar yang
dicapai kita dapat menetapkan jenis bimbingan yang diperlukan oleh
murid. Angka hasil belajar yang dicapai murid menggambarkan masalah
yang dihadapinya. Misalnya anak yang menunjukkan hasil belajar yang
kurang, menggambarkan kemungkinan anak itu menghadapi suatu kesulitan
dalam belajar.
Cara memperoleh data hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan
test hasil belajar. Cara ini pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh
para guru dalam bentuk ulangan, ujian, atau bentuk evaluasi lainnya.
Penyelenggaraan test dapat dilakukan secara berencana atau
sewaktu-waktu menurut kebutuhan.
Disamping
penyelenggaraan test hasil belajar sebagai teknik pengumpulan data,
yang penting ialah bagaimana menganalisa data yang diperoleh dari
hasil belajar itu. Untuk itu ada beberapa teknik misalnya dengan
menganalisa raport, dilihat nilai-nilai yang kurang. Makin banyak
nilai yang kurang makin menunjukkan murid itu memerlukan bantuan.
Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh ialah dengan mencari
rata-rata seluruh nilai dalam raport untuk setiap murid. Hasil
rata-rata tersebut kemudian digambarkan dalam sebuah grafik. Setelah
itu dicari rata-rata untuk seluruh murid dalam satu kelas.
Murid-murid yang memiliki rata-rata raport dibawah rata-rata
keseluruhan, diperkirakan lebih banyak membutuhkan bantuan.
7. Test
psikologis
Test
psikologi dipergunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat
potensiil seperti: inteligensi, bakat, minat, kepribadian, sikap, dan
sebagainya. Untuk melaksanakannya dapat dipergunakan test psikologi
yang sudah tersedia. Test psikologi tidak
dapat diselenggarakan oleh sembarangan orang, tetapi harus oleh yang
berwewenang untuk itu. Test-test psikologi merupakan test yang sudah
distandarisasikan, artinya sudah ditetapkan tingkat kebaikannya.
Sekolah dapat menyelenggarakan test psikologi ini dengan meminta
bantuan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang telah memiliki test
tersebut, seperti: IKIP, Fakultas Psikologi, dan sebagainya. Test
dapat diselenggarakan secara berencana, misalnya awal tahun atau
akhir tahun, atau dapat pula diselenggarakan sewaktu-waktu menurut
kebutuhan.
8. Biografi
Biografi
atau riwayat hidup dan catatan harian dapat merupakan salah satu
teknik untuk mengumpulkan data tentang murid. Murid disuruh untuk
mencatatkan berbagai kejadian tentang dirinya baik yang sudah
teralami, sedang dialami, atau yang masih menjadi cita-cita. Bentuk
yang paling sederhana dalam teknik ini ialah dengan meminta agar
murid membuat karangan yang menyangkut tentang dirinya. Judul-judul
karangan tersebut misalnya:
- Keadaan keluargaku.
- Cita-citaku di masa mendatang.
- Pengalamanku ketika di taman kanak-kanak.
- Orang-orang yang paling kusenangi
- Pelajaran yang paling kusenangi.
- Hobiku sekarang.
- Kegiatan di luar sekolah.
Banyak
data tentang murid yang sudah dicatat dalam beberapa dokumen seperti
dalam buku induk, raport, buku pribadi, surat-surat keterangan dan
sebagainya. Data tersebut sangat berguna untuk dijadikan bahan
pemahaman murid. Untuk itu data murid yang sudah didokumentasikan
perlu sekali dianalisa dengan secermat-cermatnya. Teknik mempelajari
data yang sudah didokumentasikan ini disebut teknik studi
dokumenter. Untuk menjamin kebenaran
data dokumenter itu perlu sekali dicek kembali dengan teknik-teknik
lain seperti angket, wawancara, dan observasi. Dengan studi
dokumenter kita dapat membandingkan data yang telah ada dengan data
yang akan dikumpulkan.
10. Studi
kasus
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat
integratif dan komprehensif. Data yang diperoleh dengan studi kasus
bermanfaat dalam menetapkan jenis kesulitan atau masalah yang dialami
individu, dan juga menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang dapat
diberikan. Dalam studi kasus data seorang murid (kasus) diperoleh
dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, dokter, psikolog, dan
sebagainya.
Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seorang
individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian
diri yang lebih baik.
Studi
kasus memiliki ciri-ciri antara lain: mengumpulkan data yang lengkap,
bersifat rahasia, terus-menerus (kontinu) secara ilmiah, dan
diperoleh dari berbagai pihak.
Teknik ini sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman diri murid
yang dijadikan sebagai kasus. Murid yang memerlukan studi kasus ialah
murid yang menunjukkan gejala mengalami kesulitan atau masalah yang
serius, sehingga membutuhkan bantuan yang serius pula.
Data yang dikumpulkan dalam studi kasus ini ialah antara lain:
- Identifikasi diri,
- Latar belakang,
- Keadaan kesehatan dan perkembangan jasmani,
- Latar belakang pendidikan,
- Kemampuan dasar,
- Tingkah laku sosial,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar